watch sexy videos at nza-vids!
WWW.CERITAINDO.SEXTGEM.COM

Find us On Facebook and Twitter
facebook.jpg | twitter.jpg

Cerita sexs
Adinda yang tak terlupahkan

Pada mulanya aku tidak begitu tertarik dengan
namanya chatting. Tetapi lama kelamaan aku jadi
ketagihan dan setiap hari aku selalu meluangkan
waktu Untuk beberapa saat lamanya sembari
mengerjakan tugas harian di kantor. Baik itu
melalui MIRC ataupun di YM. Dan mulai dari
sinilah aku mulai mengenal apa itu dunia cyber.
Suatu hari aku chatting dengan menggunakan
nickname Jingga yang kebetulan aku suka banget
dengan warna purple.
Hingga sampailah aku di pertemukan dengan
cewek yang berumur 17 tahun yang mempunyai
nama asli Adinda. Adinda yang masih berstatus
pelajar di salah satu SMU negeri di Jakarta dan
tinggal di sekitar Jakarta Barat. Dengan paras yang
cantik serta bentuk tubuh yang sexy di dukung
penampilannya yang selalu mengenakan rok abu-
abunya di atas lutut. Menjadikan dirinya patut
untuk di kagumi oleh setiap lelaki. Apalagi dengan
hem putihnya yang sedikit transparan setiap
Adinda berangkat ke sekolah. Begitu menerawang
terbentuk segaris Bra 36 warna hitam
kesukaannya menjadikan setiap mata yang
memandangnya tak akan berkedip sedetikpun.
Adinda adalah anak tunggal dari keluarga yang
cukup terpandang di Jakarta. Kesibukan papanya
sebagai seorang pengusaha, menjadikan Adinda
selalu merasa kesepian. Demikian juga dengan
Mamanya yang selalu sibuk dengan urusan
arisan, shopping, senam, salon dan banyak lagi
kesibukan yang datang tak pernah habisnya.
Karena merasa kesepian setiap pulang dari
sekolah ataupun saat libur sekolah, menjadikan
Adinda tumbuh tanpa seorang figur dari
keluarganya. Kalau melihat kepribadiannya Adinda
sebenarnya mempunyai kepribadian yang
periang dan ramah.Semua itu bisa di lihat dengan
kesehariannya yang selalu tersenyum kepada
semua orang yang di jumpainya.
Demikian juga saat bertemu denganku lewat
Chatting. Setiap perjumpaan selalu diakhiri
dengan kesan yang baik, bagaimanapun juga aku
sangat menghargai. Kejujurannya yang
menceritakan masalah keluarganya yang super
sibuk dan mantan cowoknya yang berpaling
darinya, karena tidak bisa bersabar menghadapi
Adinda yang belakangan menjadi pemurung.
Sifatnya yang pemurung itu disebabkan oleh
suasana keluarganya yang mulai tidak harmonis
lagi dan menjadikan sosok Adinda menjadi
minder di sekolahnya.
Hingga pada satu kesempatan dia memutuskan
ingin bertemu secara langsung denganku. Hari itu
setelah kita chatting beberapa saat, tiba-tiba dia
menangis dan butuh teman untuk curhat secara
langsung dan alasannya, karena dia sudah akrab
dan percaya kepadaku.
Setelah menentukan tempat yang cukup aman,
sejuk udaranya dan tidak bising akhirnya aku
sepakat menemuinya. Dengan perasaan deg-
degan, sepanjang perjalanan aku berpikir ada
masalah apa dengan Adinda. Dan pikiranku terasa
semakin amburadul ketika aku benar-benar
ketemu dengannya.
Sesaat Aku terkagum-kagum melihat
penampilannya hari itu. Berbeda dengan
kesehariannya yang selalu mengenakan seragam
sekolah. Hari itu Adinda mengenakan stelan
celana jeans agak belel warna biru di padu
dengan kaos putih ketat yang menonjol di bagian
dadanya. Rambut panjangnya di biarkannya
tergerai menyentuh bahunya melewati leher
jenjangnya yang putih bersih.
Dari penampilannya yang mengagumkan aku
sempat menelan ludah sesaat. Adinda adalah
sosok cewek idolaku. Mulai dari wajahnya,
dadanya, pinggulnya dan lekukan Pantatnya yang
sexy tecetak jelas di celananya yang ketat juga.
Membuat aku menelan terdiam sesaat, sambil
membayangkan bagaimana jika aku bisa bercinta
dengan dia.
Di sebuah cafe yang suasananya pada siang itu
tidak begitu ramai, dengan hanya beberapa
pengunjung, menjadikan pertemuanku dengan
nya akan sangat berkesan tentunya. Selama
pembicaraan di cafe, jantungku berdetak kencang
setiap melirik paras Adinda yang cantik dan manis
sekali dan aku membayangkan jika aku dapat
menikmati bibirnya yang merekah. Untuk
menghilangkan rasa cemasku, aku berusaha
membuka pembicaraan dengan menanyakan
bagaimana kesannya setelah bertemu dan ada
masalah apa sampai dia memintaku datang
menemuinya.
Pertemuan itu sebenarnya hanya sekedar
alasannya aja agar bisa ngobrol denganku dan
mengenal lebih dekat siapa diriku sebenarnya. Hal
itu aku ketahui setelah kami terlibat perbincangan
serius di cafe dan dia berterima kasih, kalau
selama ini aku bisa dengan penuh kesabaran
mendengarkan semua masalah yang di
hadapinya.
"Diet.. Boleh aku mengatakan sesuatu?" tanya
Adinda tiba-tiba.
"Boleh.. Ada apa emangnya?" tanyaku balik.
"Aku mulai merasakan semua kasih sayang kamu
selama ini," jawabnya.
"Dan aku juga ingin memberikan hal yang sama
buat kamu," lanjutnya.
Aku hanya bisa terdiam mendengar semua
penjelasannya, dengan lembut aku memeluk
tubuhnya untuk meyakinkan bahwa semua yang
kulakukan tulus adanya. Dan dengan pelan aku
genggam jemari tangannya yang halus serta aku
pegang dagunya dengan lembut bibirku
menyentuh bibirnya yang terbuka sedikit. Yang
tak lama aku telah menciumi leher Adinda yang
terlihat sangat bersih dan putih.
"Adinda aku sayang kamu..," bisikku di telinganya
lirih.
Adinda semakin erat memelukku sebagai
ungkapan kebahagiaannya atas sikapku. Setelah
perbincangan di cafe selesai, Adinda mengajakku
untuk bersantai sejenak sambil beristirahat
dengan memesan sebuah kamar di sebuah hotel
yang tak jauh letaknya dari cafe tersebut.
"Diet.. Ohh..," desah Adinda ketika aku
mencumbu lehernya setelah kita sampai di
kamar. Lidahku semakin nakal menjelajahi leher
Adinda yang jenjang.
"Akhh Diet.." tanpa terasa tanganku mulai nakal
untuk menggerayangi payudara Adinda yang aku
rasakan mulai mengencang mengikuti jilatan
lidahku dibalik telinganya.
"Ooohh.. Diet.." desahnya lirih.
Adinda mulai terangang ketika ujung lidahku
menjilati bukit payudaranya yang berukuran 36
itu. Aku semakin berani untuk melakukan yang
Iebih jauh.. Dengan meremas payudara yang
satunya.
"Adinda.. Sayang, aku buka baju kamu yah.."?
bisiku di telinganya.
Adinda hanya mengikuti pergerakan tanganku
untuk melepaskan pakaiannya, sampai akhirnya
dia hanya mengenakan Bra warna hitam. Dadaku
semakin naik turun, ketika pundaknya yang putih
nampak dengan jelas di depanku.
Setelah terbuka, kembali aku mengulum bibirnya
yang merekah. Lidahku menjelajahi rongga di
langit-langit mulutnya dan sesekali menghisap
lidah Adinda yang mulai terangsang dengan
ciumanku. Tanganku yang nakal mulai melepas
Bra warna hitam miliknya. Dan.. Wow..
Tersembullah puting yang kencang.. Tanpa pikir
panjang aku melepas lumatan di bibir Adinda
untuk kemudian mulai menjilati puting Adinda
yang berwarna kecoklatan. Satu dua kali hisapan
membuat putingnya berdiri dengan kencang..
Sedangkan tangan kananku memilin puting yang
lainnya.
"Ooohh Diet.. Enak sekali sayang..," rintih Adinda.
Dan saat aku mulai menegang.. Adinda berusaha
bangkit dari tempat tidur, tapi aku tidak
memberikan kesempatan Adinda untuk bangkit
dari pinggir ranjang. Parfum Adinda yang harum
menambah gairah aku untuk semakin berani
menjelajahi seluruh tubuhnya.
Aku beranikan diri untuk mulai membuka celana
jeans serta CD hitam berenda yang dipakainya.
Dan darahku mendesir saat melihat gundukan
yang ditumbuhi dengan rambut yang hitam
lebat. Tanpa berpikir panjang, aku langsung
menjilati, menghisap dan sesekali memasukkan
lidahku ke dalam lubang vagina Adinda.
"Oohh.. Diet.. Nikmat.. Sayang," Adinda merintih
kenikmatan setiap lidahku menghujam lubang
kewanitaannya.
"Akhh.. Kamu pintar sekali sayaang.." Desah
Adinda disaat jilatanku semakin cepat, Adinda
sudah mulai memperlihatkan tanda-tanda mau
orgasme dan sesaat kemudian..
"Mass Adiet.. Sayang.. Aku nggak tahan.. Oohh..
Mass aku mau.." Adinda menggelinjang hebat
sambil menjepit kedua pahanya sehingga
kepalaku terasa semakin terbenam di
selangkangannya.
"Maass.. Ookkhh.. Aakuu keluaarr.." Jeritnya lirih.
Adinda merintih panjang saat mencapai
orgasmenya yang pertama, dia tersenyum puas.
Aku biarkan dia terlentang menikmati
orgasmenya, sambil membuka semua pakaian
yang aku kenakan. Aku memperhatikan Adinda
begitu puas dengan pemanasan tadi, itu terlihat
dari raut wajahnya yang begitu berbinar-binar.
Tanpa memberi waktu panjang, aku segera
menghampiri tubuhnya yang masih lemas dan
menarik pinggulnya dipinggir ranjang, dan tanpa
pikir panjang penisku yang berukuran lumayan
besar, langsung menghujam celah kenikmatan
Adinda sembari bibirku mengulum payudaranya.
"Aaakhh.. Diet..," desah Adinda, saat penisku
melesak ke dalam lubang vaginanya.
"Diet.. Penis kamu ohh.." desahnya kemudian.
Aku merasakan setiap jepitan bibir vaginanya
yang begitu ketat, sampai terasa begitu nikmat
lubang senggama Adinda. Aku berpacu dengan
nafsu, keringatku bercucuran seperti mandi dan
menetes diwajah Adinda yang pertama kalinya
merasakan nikmatnya bercinta. Setiap gerakan
maju mundur penisku, selalu membuat tubuh
Adinda menggelinjang hebat karena dia mulai
bisa merasakan dan menikmati permainan ini.
"Diet.. Sudah.. Sayang.. Akhh.." sembari berteriak
panjang aku rasakan denyutan bibir vagina
Adinda menjepit batang penisku.
Dan aku rasakan cairan hangat mulai meleleh dari
vagina Adinda. Aku tidak mempedulikan desahan
Adinda yang semakin menjadi, aku hanya
berusaha memasukkan penisku lebih dalam lagi.
Tiba-tiba Adinda mendekap tubuhku erat dan aku
tahu itu tanda dia mencapai orgasme yang kedua
kalinya.
Penisku bergerak keluar masuk dengan cepat
dan.. Sesaat kemudian.
"Diet.. Aku.. Mau.. Keluarr lagi.. Aaakk.. Sayang,
aku.. Nggak tahan.."
Seiring jeritan itu, aku merasakan cairan hangat
kembali meleleh disepanjang batang penisku.
"Aaakhh.. Sayang.. Enak sekali.. Ooohh..," rintih
Adinda lirih.
Bagaikan orang mandi, keringatku kembali
berkucuran, diatas tubuh Adinda. Disaat aku
mulai mencapai klimaks, aku meminta Adinda
berganti posisi diatas.
"Adinda.. Sayang kamu diatas yah.."Pintaku
Aku melepas penisku dan langsung terlentang.
Adinda bangkit dan langsung menancapkan
penisku dalam-dalam di lubang kewanitaannya.
"Akhh gila, penis kamu enak banget Maas..
Ooohh.." Adinda merintih sambil terus
menggoyangkan pinggulnya.
"Aduhh enak Diet.." desahnya lagi.
Goyangan pinggul Adinda membuat gelitikan
halus di penisku..
"Adinda.. Sayang.. Akh..," aku mengerang
kenikmatan saat Adinda menggoyang
pinggulnya.
"Diet.. Aku mau keluar nih..," sambil merintih
panjang, Adinda menekankan dalam-dalam
Tubuhnya hingga penisku amblas ditelan
vaginanya dan bersamaan dengan itu aku sudah
mulai merasakan tanda-tanda akan mencapai
orgasme.
"Aaahh.. Ahh.. Ohh," teriakku
"Crott.." bersamaan dengan menyemburnya
spermaku. Aku biarkan spermaku menyembur di
dalam vaginanya. Sebagian dari spermaku
langsung meleleh di sekujur pahanya yang
mulus.
Setelah itu Adinda berjalan menuju ke kamar
mandi untuk segera mencuci spermaku yang
baru keluar dari vaginanya. Permainan itu
berakhir dengan penuh kenikmatan dalam diri
kami berdua, karena baru pertama kalinya Adinda
bercinta denganku, dia mengalami multi orgasme
yang tidak bisa digambarkan dengan kata-kata.
"Diet.. Kapan kamu ada waktu lagi untuk
melakukan semua ini sayang," tanya Adinda.
Aku menjawab lirih, "Terserah Kamu deh, aku
akan selalu sediakan waktu untuk kamu."
"Makasih sayang.. Kamu telah memberikan apa
yang selama ini belum aku rasakan," kata Adinda.
Kemudian aku mengecup kembali Bibirnya yang
merekah sebagai tanda kasih sayangku kepada
Adinda yang tulus.


Adult | GO HOME | Exit
1/805
U-ON

inc Powered by Xtgem.com